Wednesday, April 27, 2016

Chapter 1. Kecelakaan di Pendakian.

Chapter 1.  Kecelakaan di Pendakian.

Perlahan aku buka mataku, kepalaku terasa sakit, melihat sekeliling tampak pepohonan besar menjulang di depanku. Terakhir yang kuingat adalah terjatuh saat pendakian melakukan bersama dua rekanku di gunung Sindoro Wonosobo Jawa Tengah.  Aku aku jatuh terpelesat, dan masuk ke dalam jurang.
Sebenernya gunung ini tidak begitu berat medannya.  Tapi hujan turun, jalanan menjadi licin, dan aku terjatuh ke dalam jurang dalam.
Kucoba gerakkan badan… hanya kepala sedikit sakit, tangan memar sedikit, jaket hanya kotor, sedikit sobek di bawah sikut.  Melihat keatas, tidak tampak tebing tempatku terjatuh, sepertinya dahan-dahan pepohonan menghambat kecepatan jatuhku. Kuraba kepala sedikit benjol, sakit. Mungkin aku pingsan karena luka ini. Tampaknya selain kepala benjol tidak ada luka serius yang kualami… sedikit lecet apalah  artinya jika melihat tingginya tebing.
Hal yang pertama yang kulakukan setelah memahami kondisi badan adalah mengecek sekeliling dan inventory ku.  Peralatan dan persedian di dalam carier masih utuh.  Melihat ke atas banyak pepohanon di bukit… karena itulah aku selamat.
Oke… sekarang ceck tas.. dan melihat apa yang aku punya.  Ada belati, golok untuk memotong dahan, panci memasak, botol minum, korek api, senter, beberapa bungkus mie instan, 2 bungkus cokelat batangan, satu set baju ganti, botol air minum, roti tawar, kermantel rope, 4 buah carbiner, (ngapain cuman ke gunung sindoro bawa2 karmantel sama carabiner segala hahaha), handphone, pisau lipat, dan compas, p3k, sleeping bag sepertinya sudah semua, karena tenda di bawa rekanku.  Sukurlah, perlatan minimal untuk survival sepertinya lengkap.
Aku mencoba berdiri, kaki sedikit goyang, tapi mungkin hanya efek kepala benjol.  Carier yang ku bawa menyelamatku dari impact jatuh. Aku melihat compas untuk menentukan arah.
Di sebelah utaraku tampak tebing menjulang tinggi.  Kupikir sungguh luar biasa aku bisa selamat jatuh dari atas sana.  Melihat medannya, kurasa aku tak mungkin untuk memanjat… yang bisa kulakukan adalah bergerak ke arah sebaliknya. 
Suasana agak gelap, tapi aku masih bisa melihat sekitar, artinya siang hari. Meskipun matahari tidak mencapai tempat ini. Setelah mengepack perlatan, kugendong caries, dengan senter di tangan kiri, dan golok di tangan kanan aku bergerak.
Aneh juga, bisa2nya aku tetep kalem dengan keadaan ini.  Tapi panik juga ga ada gunanya sih.  Aku ga tau keadaan temen temenku. Mudah mudahan mereka selamat, yang penting sekarang aku musti selamat. Satu2nya untuk keluar dari tempat ini adalah menuju ke selatan.. paling tidak sementara ini itulah tujuanku.

Ohya namaku Amran, mahasiswa semester 1 di sebuah perguruan tinggi swasta, di semarang, umur 18 taun sejak 3 bulan yang lalu,  hobiku naik gunung n otak atik komputer… selain ke gunung dan ikut kegiatan panjat tebing sepertinya aku jarang keluar dah hahaha (Sibuk mencet mos maen game onlen hahaha) …. Jomblo ga ada pacar (emang punya pacar harus ya? Meski agak iri ama temen yang pada punya gandengan, karena aku punya hobi jadi kayaknya ga ngaruh banget deh).  Temen cowok semua, jangan salah aku normal, masih suka gadis gadis hahahaha. Muka biasa biasa aja, kepandaian biasa biasa saja, temen ada, meski tidak populer. Minimal punya temen lah, jadi bukan orang yang anti sosial ga pernah gaul sama sekali. Karena kegiatanku, kuliah agaknya pada taraf ga karuan hahahaha, meski otak sebenernya bisa dibilang cukup pintar, kata emaku sih hahaha.

I Just Wanna Go Home - Index (TOC)

Ini adalah cerita ringan yang berasal dari imajinasi saya.  Karena saya belum pernah menulis sebelumnya, sehingga pasti banyak sekali tata bahasa yang masih salah di sana sini.

Mudah-mudahan ada yang membaca dan menyukai karya saya ini.

Karya saya pertama dengan judul "I Just Wanna go home"

Sinopsis :







Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3